https://www.idblanter.com/search/label/Template
https://www.idblanter.com
BLANTERORBITv101

Teater Potlot Road Sumatera “RAWA GAMBUT” Suarakan LANSEKAP Budaya

9/26/2017
 Salah satu cuplikan pentas “Rawa Gambut” Teater Potlot di Taman Budaya Sriwijaya Palembang, 3-5 Maret lalu. (Foto: Dok. Potlot)
Penulis : Agus Rahardja
SBNews Lampung - Setelah sukses di Palembang, Teater Potlot, kembali mementaskan drama “Rawa Gambut” di Taman Budaya Lampung. Pentas kedua ini merupakan rangkaian perjalanan pentas mereka di Sumatera.


Drama Rawa Gambut yang akan dipentaskan 3o September nanti, ditulis dan disutradarai Conie Sema. Menceritakan pergulatan manusia di wilayah gambut Pesisir Pantai Timur Sumatera. Bercerita dari mulai kehidupan tradisional masyarakat di sana, sampai masuknya perusahaan perkebunan besar.
Drama yang berdurasi sekitar satu jam ini, tidak hanya menyuarakan kerusakan lahan gambut, tetapi juga mengingatkan pemerintah atas banyaknya temuan arkeologi situs dan artefak masa Sriwijaya di wilayah tersebut. Pentas “Rawa Gambut” ingin menginterupsi penataan lansekap berkelanjutan di kawasan gambut di Pesisir Pantai Timur Sumatera itu, agar tidak hanya berorientasi ekologi dan ekonomi, tetapi juga  budaya.

 “Gambut adalah sebuah peradaban manusia. Perlu ada lansekap budaya di sana. Penguasaan bentang alam untuk kegiatan ekonomi sekarang ini, sangat tidak adil. Terutama bagi kelangsungan hidup anekaragam hayati,” ujar Conie. “Jutaan hektare bentang alam di sana, dihabisi cuma untuk sawit dan akasia,” tegas Conie.

Pentas keliling ini, mengingatkan semua orang, selain hancurnya kehidupan gambut di kawasan pesisir Pantai Timur Sumatera itu, juga keberadaan jejak sejarah dan peradaban dibiarkan musnah akibat aktifitas pengelolaan perkebunan dan industri.  Teater Potlot berharap  kebijakan pengelolaan lansekap berkelanjutan harus mengintegrasikan lansekap budaya. Tidak berorientasi secara ekologis dan ekonomis semata.

Pentas “Rawa Gambut Road Sumatera” ini didukung 25 orang personil. Sebagian besar mereka anggota baru Teater Potlot.  Aktor yang akan  terlibat, Dian Anggraini, M. Arie Zainun Najib, Nurul Rohmawati, Nadya Yunara, Yovi Sanjaya, Tabita Magdalena, Junardi,  Feri Setiawan, Mindayu Nantashinta, Lidiyana, Putri Mariani, Aryanti Wulan Dari, Wahidah Shella Nuraini, Muhammad Deni Soleh Akbar, Robby Saputra, Ferlida Fitri, Ivan Setiawan, dan Mei Novita Sari.

Diperkuat  Stage dan Property: Heru Antoni dan Zulkarnaen David, Koreografer: Dian Anggraini, Musik: Asep Supriadi dan Dirga Harto Pratomo, Lighting: Andri Ardianto, Busana: Basa Natalia Angelia Lubis, Make Up: Dian Arza Dance Company, Fotografi: David Larves Aura dan Erwin Sajjah, Videografi:  Yudi Semai dan Andres Afandi, Grafis: Ferdiansyah Sema’i. Pimpinan Produksi: Yudi Semai, Sekretaris Produksi: David Larves Aura, Naskah dan Sutradara: Conie Sema, dan Endorsement:  T. Wijaya.

Menurut Pimpinan Produksi, Yudi Semai, pementasan “Rawa Gambut” di Lampung ini, mengalami banyak perubahan dari yang dipentaskan di Palembang, 3-5 Maret 2017 lalu. “Secara artistik penggarapan, jumlah pemain, kostum, juga blocking-blocking permainan, nyaris berubah total,” ujar Yudi.

Teater Potlot sempat lama vakum dari kegiatan kesenian. Aktif kembali, 4 November 2016 lalu, mementaskan naskah “Majhi” karya Conie Sema, di Lamban Sastra Isbedy Stiawan ZS.  “Pentas “Rawa Gambut” ini bekerjasama dengan UPTD Taman Budaya Provinsi Lampung, juga didukung Mongabay Indonesia dan Lampung Post. (***)
Cuplikan latihan persiapan pentas “Rawa Gambut” di Taman Budaya Lampung, 30 September 2017 mendatang.