https://www.idblanter.com/search/label/Template
https://www.idblanter.com
BLANTERORBITv101

Persiapan Rapat Akbar Cita Cita Nasional Tanpa Penjajahan

7/28/2018
Persiapan Rapat Akbar yang akan diselanggarakan pada tanggal 7-8 Agustus 

JAKARTA, SBNEWS,co.id, - Ketahanan Nasional yang dirasakan semakin hari semakin lemah menjadi fokus perhatian yang tidak dapat diabaikan. Lemahnya Ketahanan Nasional berpengaruh terhadap sistim berbangsa dan bernegara. Tersistematis dan terorganisir sistem Indonesia dilemahkan paska Amandemen UUD 1945.

Jadi Diri Indonesia sebagai sebuah bangsa nyaris hilang bahkan dipertanyakan. Lahirnya puluhan UU semakin menjauhkan cita-cita nasional yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, bukan hanya itu UU tersebut juga secara sistemik melemahkan aspek ideologi, politik, ekonomi, budaya, hukum serta pertahanan keamanan. Proses tersebut telah menghantarkan krisis kewibawaan lembaga negara yang menghancurkan sendi-sendi persatuan nasional.

Dampak ini telah memunculkan problematika yang kemudian dihadirkan dalam meluluh lantahkan persatuan nasional adalah dengan menciptakan suatu fragmentasi yang kasat mata, pembelahan yang kemudian memposisikan setiap orang di negeri ini terpaksa untuk memilih, mendukung atau menentang pemerintah yang berkuasa, dengan alasan demi Indonesia.

Pernyataan ini disampaikan, Satyo Purwanto selaku SC Rapat Akbar Bersatu Untuk Indonesia, saat konfrensi pers terkait persiapan Rapat Akbar yang akan diselanggarakan pada tanggal 7-8 Agustus 2018 di Tugu Proklamasi Jakarta, Sabtu (28/07/2018).

 Ia juga mengatakan, keadaan sosial Indonesia tak berubah lebih baik, malah kita mengalami kemunduran sebagai sebuah bangsa. Ruang-ruang publik diisi oleh caci maki, kedengkian dan penuh amarah antar anak bangsa. Untuk dapat keluar dari framing tersebut maka harus dibentuk sebuah tata kelola berpikir yang lebih obyektif sehingga kemudian setiap orang akan memiliki referensi dan panduan kebangsaan yang cukup baik dalam menyikapi kebijakan-kebijakan pemerintah.

“ Rapat Akbar Bersatu Untuk Indonesia adalah langkah konsolidasi untuk menghadapi keadaan dan situasi bangsa yang akan berkembang mengarah pada kelemahan kedaulatan rakyat terhadap sistem yang sudah pada titik rasa Liberalistik,” ujar Satyo Purwanto.


Rapat Akbar tersebut akan melibatkan organisasi-organisasi kerakyatan yang ada disetiap daerah di Indonesia, yang masih konsen atas situasi-situasi lokal maupun nasional. Berbagai elemen yang hadir nantinya, baik dari elemen sektoral, seperti: Petani, Nelayan, Buruh, Mahasiswa, Pemuda juga organisasi profesi seperti pekerja Kesehatan, Pendidikan, konstruksi, driver online juga ojek online  dan lain lain, juga elemen-elemen kritis lainnya adalah satu kekuatan besar yang akan mewarnai isi dari Rapat Akbar, lanjutnya.

Satyo juga menjelaskan, sebuah kesadaran menjaga Marwah pergerakan dan keutuhan sebagai sebuah anak bangsa adalah KEWARASAN dan keteguhan Kami, terus tetap mendorong anak-anak bangsa Bersatu Untuk Indonesia. Elemen-elemen ini akan melakukan Focus Group Diskusi (FGD) di wilayahnya. 

“ FGD adalah tolak ukur dan menjadi arah isi dari lahirnya sikap RA Bersatu Untuk Indonesia maka lintas komponen dan lintas generasi menjadi kekuatan dasar terkonsolidasinya Rapat Akbar. FGD menjadi standar ukuran yang akan dicapai melalui upaya focus group discussion inilah yang nantinya akan menjadi panduan bersama bukan hanya bagi peserta FGD tetapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia,” jelas Satyo.

Ancaman geo-politik dan geo-ekonomi terhadap kedaulatan bangsa hari ini menjadi masalah yang sangat serius. Berbagai kekuatan asing berlomba-lomba masuk, mempengaruhi dan kemudian menguasai semua potensi yang ada di Indonesia. dengan berbagai cara dan modus, kekuatan asing tersebut juga meremukkan fondasi berbangsa kita. Mereka memperlihatkan kekuatan agresifnya melalui kebijakan politik yang dilahirkan melalui sistim kekuasaan.

Untuk menghadapi setiap gerak infiltrasi kekuatan tersebut diperlukan sebuah standar koreksi yang bukan hanya dapat dipertanggungjawabkan secara politik, moral maupun juga harus dapat memenuhi aspek akademis. Standar ukuran untuk mengkoreksi kebijakan-kebijakan politik pemerintah agar tetap berada dalam semangat kepentingan rakyat banyak itulah yang akan dirumuskan bersama dalam Focus Group Discussion dalam RAPAT AKBAR BERSATU UNTUK INDONESIA, pungkasnya. (dad/red)