https://www.idblanter.com/search/label/Template
https://www.idblanter.com
BLANTERORBITv101

Peningkatan Lanjutan Jl. Karabohong - Lampe Terkesan Dibiarkan Asal Asalan

11/24/2018
Pandeglang, SBNews.co.id - Kondisi ruas jalan Karabohong - Lampe kecamatan Labuan kabupaten Pandeglang terbilang cukup rusak parah, hingga seringnya masyarakat umum pengguna jalan tersebut sering menyampaikan aspirasi untuk segera dibangunnya jalan tersebut.
Kini Pemerintah daerah kabupaten Pandeglang melalui Dinas Pekerjaan Umun dan Penataan Ruang Bidang Bina Marga (DPUPR-BM) merealisasikan anggaran perbaikan kondisi jalan tersebut sebesar Rp. 644.491.819 anggaran itu bersumber dari Bantuan Keuangan (BANKEU) provinsi Banten Tahun 2018. Proyek tersebut dilaksanakan oleh pihak pengadaan jasa kontruksi, yakni CV. AL-Ghani Jaya, dengan Nomor kontrak 600/8/SP-KONST/PPJ-BANKEU/DPUPR-BM/2018

Pelaksanaan perbaikan jalan itu bersifat peningkatan yang kini menjadi jalan Rigid Pavement atau yang biasa disebut jalan Beton, pekerjaan itu dilaksanakan sesuai perjanjian kontrak yang diawasi oleh pihak penyedia jasa konsultan pengawas dari CV. TSAB Konsulindo. 

Ironisnya, pelaksanaan pembangunan itu terpantau jelas, bahwa di Lokasi tersebut tidak diberi perlengkapan pengaman keselamatan dan kesehatan para pekerja (safety and health equipment).

"Para pekerja memang seharusnya menggunakan perlengkapan keamanan dan kesehatan kerja, namun untuk pekerjaan jalan Karabohong - Lampe yang sipatnya lanjutan itu tudak menerapkan K3 bagi pekerja," ucap M Yaya selaku Sosial Kontrol.

Berjalannya pelaksanaan pembangunan itu diduga tidak menggunakan Vibrator Beton, sehingga diragukan isian padat beton kurang maksimal, hingga menimbulkan keretakan dan bolong kecil pada permukaan jalan ketika beberapa hari penyusutan seiring pengeringan berlangsung, dan lllairpun akan masuk kedalam pori kubang hingga bisa membuat jalan tersebut tidak akan bertahan lama.

Curing compound juga terlihat tidak digunakan, padahal penyemprotan compound tersebut sangatlah dibutuhkan untuk menjaga kesetabilan beton, apalagi untuk beton jalan yang produktip.

Sementara penggunaan Curing Beton Geotextile tidak begitu rapih, sehingga terkesan Asal-asalan, padahal material yang satu ini berfungsi sebagai penutup beton yang baru saja selesai di cor, dan berbahan non woven geotextile yang difungsikan sebagai curing beton, guna memperlambat efek pengeringan pada beton yang baru selesai dicurah, sehingga biasanya akan cepat mengering akibat panas matahari, maka untuk itu pembasahanpun mesti dilakukan secara rutin sehingga menghasilkan pengeringan yang maksimal, tetapi hasil dari beton yang penutupannya tidak merata bisa menyebabkan beton mengalami retak rambut (crocodile crack) pada area yang tidak dibasahi serta tidak tertutup itu. 

Kurangnya penggunaan material seperti pengecatan dan galian yang tidak merata serta tidak mengunakan pengaman dowel atau biasa disebut kondom dowel yang disampaikan kepada pihak pekerja, dan pihak pekerja tidak banyak menyangkal, bahkan pekerja itu mengatakan bahwa pelaksanaan rigid pivement tersebut tidak menggunalan pibra beton sejak awal pekerjaan dimuali sampai akhir.

"Pelaksanaan pembangunan peningkatan jalan itu sangat jelas terpantau asal jadi, dan herannnya setiap saya tinjau Lokasi tak pernah menemukan pihak konsultan pengawas pekerjaan itu, dan tak pernah saya temui pihak kontraktor atau pihak pelaksana untuk konfirmasi beberapa hal yang tidak diterapkan," ungkap M Yaya.

"Saya yakin, semua itu terjadi akibat lemahnya pengawasan dari pihak kinsultan begitu juga lemahnya pihak DPUPR yang bersangkutan," pungkasnya. (Irf)


Author

Admin